Mandiri dalam Berpikir

Ketika orang bercerita suatu hal, kita bisa bertanya atau mencari tahu sendiri bagaimana caranya agar bisa tahu seperti orang itu. Jika kita runut terus, kita akan bisa sampai pada kesimpulan, apakah hal yang diceritakan orang tersebut mungkin untuk kita ketahui atau tidak.
Hal yang mungkin bisa kita ketahui, akan kita ketahui juga jika kita mau berupaya. Jika kita sudah tahu, pengetahuan kita akan sama seperti orang lain yang juga tahu.
Hal yang tidak mungkin bisa kita ketahui akan berujung pada orang pertama yang mengatakan hal itu, kemudian kita tidak menemukan cara bagaimana orang pertama tersebut bisa tahu. Dalam keadaan seperti itu, pengetahuan kita tidak akan bisa sama seperti si orang pertama, karena kita tidak akan pernah bisa tahu sendiri. Keadaan ini akan membuat kita selalu bergantung pada si orang pertama ketika kita akan menceritakan hal itu pada orang lain.
Jika kita sering memilah seperti itu, kita akan bisa menemukan mana hal-hal yang kita bisa mandiri dalam berpikir karena tahu sendiri dan mana hal-hal yang kita pasrah bergantung pada orang lain. Jika sudah begitu, kita bisa menentukan sendiri sejauh mana kita mau mandiri dalam berpikir sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Tidak Salah Pilih

Ketika dihadapkan pada banyak pilihan yang kita tak tahu ujungnya akan seperti apa, kita akan merasa takut salah pilih. Setelah kita memilih dan menjalani, kemudian kita melihat ada pilihan lain, kita mudah merasa telah salah memilih.Sebenarnya, dalam keadaan seperti itu, kita tidak akan pernah salah memilih. Perasaan salah memilih itu muncul karena kita merasa tahu masa depan akan seperti apa. Kenyataannya, kita tidak tahu. Jadi pilihan apapun yang kita ambil, akan sama saja, yaitu kita tidak akan tahu akhirnya akan seperti apa. Jadi, apapun pilihannya pasti tidak salah.

Tertib dalam Berpikir

Kebiasaan seseorang tidak tertib dalam berpikir, apalagi disertai dengan keadaan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu, lama-lama bisa menimbulkan kesalahan dalam memodelkan kenyataan.
Contoh tidak tertib dalam berpikir: “setiap kali mencuci mobil selalu turun hujan setelahnya, jadi jika ingin panggil hujan, cucilah mobil”. Di sini ada tahapan berpikir yang dilewati yaitu memasukkan data kejadian turun hujan saat tidak mencuci mobil, dan kejadian mencuci mobil lalu tidak turun hujan. Jika orang melihat data itu, dengan benar pasti bisa menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara turun hujan dengan mencuci mobil, karena setiap hari selalu ada orang mencuci mobil namun tidak setiap hari turun hujan.
Contoh di atas jika ditambah dengan keadaan tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu proses terjadinya hujan, dan mengira tahu bahwa sebab turunnya hujan adalah karena mobil dicuci, akan menimbulkan tidak cocok antara proses terjadinya hujan yang ada dalam pikirannya dengan yang ada dalam kenyataan.
Jika kebiasaan tidak tertib berpikir ini dilakukan lagi dalam hal lain, lalu dihubungkan dengan hasil berpikir sebelumnya, akan terbentuk model dunia yang tidak sesuai dengan cara kerja dunia nyata. Jika model yang tidak sesuai ini dipakai dalam tindakan, hasilnya bisa melenceng jauh dari kenyataan cara kerja dunia dan mungkin malah membahayakan. Contohnya seperti ini: di musim kekeringan, orang yang percaya mencuci mobil dapat menurunkan hujan mengajak orang lain yang juga percaya untuk mencuci mobil beramai-ramai supaya hujan lekas turun. Tindakan tersebut bisa memboroskan air yang langka, sedangkan hujan tidak pasti turun karena cara kerja hujan bukan seperti itu.

Semesta Video Pendek

Saat melihat tayangan di aplikasi video berdurasi pendek, kita harus menganggap fakta yang disampaikan adalah fakta dari alam semesta lain, bukan fakta dari alam semesta yang kita tempati ini.
Dengan berpikir seperti itu, kita tidak perlu heran jika melihat fakta-fakta yang kadang sama, kadang berbeda dengan fakta di alam semesta kita. Baik sama ataupun berbeda, fakta tersebut bukan dari alam semesta kita, sehingga tidak perlu dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan apapun.

Menyerang vs Bertahan

Dalam debat antar-kepercayaan, menyerang lebih mudah daripada bertahan. Oleh karena dasar dari kepercayaan adalah ketidaktahuan yang kemudian muncul sebagai mengira-tahu, akan muncul banyak hal dalam kepercayaan itu yang sulit dibuktikan. Hal-hal yang sulit dibuktikan itu akan mudah diserang oleh lawan. Bertahan mengharuskan untuk membuktikan hal-hal yang sulit dibuktikan itu. Jadi, jika ada debat antar-kepercayaan, posisi bertahan hampir dipastikan selalu kalah.
Begitu juga ketika debat kepercayaan melawan ateis, posisi kepercayaan akan selalu berada sebagai pihak bertahan dan hampir dipastikan akan kalah.
Jika sebuah kepercayaan itu benar, akan selalu ada cara untuk membuktikan, walaupun kadang harus melewati cara berpikir yang rumit atau menggunakan kerangka berpikir lain yang berjenjang. Jika seseorang tidak siap dengan hal-hal tersebut, sebaiknya tidak usah turut campur dalam perdebatan.

Di Luar Kendali

Ketika mata pencaharian kita bergantung pada sistem yang berada di luar kendali kita, banyak pilihan pribadi yang harus dikorbankan untuk mengikuti kesepakatan sistem itu. Kita harus memakai standar mereka misalnya dalam berpakaian, dalam berkomputer, atau dalam menyampaikan gagasan.
Dalam kasus seperti itu, perlu dilakukan pembatasan ketat supaya tujuan pribadi kita masih tetap bisa berjalan. Misalnya: kita hanya takluk pada saat bekerja saja, sedangkan di luar itu ketaklukan kita pada sistem tidak perlu dibawa dalam kehidupan pribadi.
Kita juga bisa mengganti rugi tujuan pribadi kita yang terenggut dengan mengalokasikan uang hasil kita bekerja untuk menyokong aktivitas lain yang bertujuan memperbaiki sistem yang sudah ada itu. Meskipun hal itu tidak optimal, namun setidaknya kita bisa mengurangi rasa bersalah itu dengan melihat progres pada tujuan pribadi kita.

Negara Berkembang

– Negara berkembang penting karena mustahil semua manusia bisa tinggal di negara maju, bahkan kenyataannya sebagian besar manusia hidup di negara berkembang.
– Negara berkembanglah yang mengurusi sebagian besar orang miskin, sebab negara maju hanya mau menerima imigran kaya atau punya potensi kaya.
– Banyak negara berkembang dengan pendapatan rendah yang mampu menghidupi penduduk berlipat kali lebih banyak daripada negara maju yang berpendapatan tinggi.