Kesepakatan Minimal

Dalam setiap dialog ada kesepakatan minimal yang harus dipatuhi bersama. Tanpa itu, tidak akan ada dialog.
Bagi seorang muslim, kesepakatan minimal dalam setiap dialognya adalah lima tujuan syariah yaitu:
    – menjaga agama,
    – menjaga jiwa,
    – menjaga akal,
    – menjaga keturunan, dan
    – menjaga harta.
Setiap dialog yang tidak memenuhi kelima hal itu pasti akan merugikan umat Islam dan sepatutnya ditinggalkan.

Babi

Seseorang di Facebook membagikan video tentang babi. Di video itu, tampak seorang perempuan berhijab menjelaskan bagaimana semua bagian tubuh babi punya manfaat. Dia menyamakan babi seperti pohon kelapa yang juga keseluruhannya punya manfaat.

Tampak tujuan dari pengunggah adalah untuk menertawakan orang Islam, karena video itu diberi teks “nikmat babi mana yang kau dustakan?”, teks yang merupakan parodi ayat Alquran. Beberapa komentator di unggahan itu menampakkan dukungan, beberapa mengatakan video itu akan membuat para babi marah, implisit mengatakan bahwa orang Islam adalah para babi.
Sebagai muslim yang tidak makan babi, dan mungkin juga menghindari produk turunan dari babi, saya memang sedikit terganggu dengan unggahan itu. Bukan karena isi videonya, tetapi karena video itu dipakai untuk mengolok-olok Islam. Isi video itu sebenarnya netral saja. Berisi fakta. Dan itu tidak menyinggung Islam.
Penjelasannya begini. Meskipun muslim tampak “tidak masuk akal” dengan menolak produk babi, tetapi nyatanya peradaban muslim bisa menyesuaikan dirinya dengan larangan itu. Nutrisi yang disediakan babi bisa dipenuhi dari banyak sumber lain: ayam, telur, kambing, susu, dan lainnya. Demikian juga produk yang turunan babi bisa digantikan dengan banyak produk lain yang memiliki fungsi serupa. Sampai hari ini, saya tidak pernah melihat ada muslim yang terganggu hidupnya hanya karena menghindari produk babi. Seandainya terjadi kondisi darurat yang mengharuskan penggunaan produk babi, ulama muslim pada umumnya juga akan memperbolehkan penggunaannya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa orang Islam dalam kondisi umum memang tidak memerlukan babi.
Perlu diketahui, tidak semua makanan haram itu pasti tidak bermanfaat. Ambil contoh: hewan sembelihan untuk berhala. Hewan seperti itu pada fisiknya tidak banyak beda dengan hewan serupa yang disembelih dengan nama Allah. Keduanya bisa bermanfaat mengenyangkan dan memberi nutrisi, tetapi hewan pertama dilarang dimakan, sedangkan yang kedua boleh dimakan.
Jika larangan babi tidak mengurangi apappun dari orang Islam, kita bisa bilang, usaha mereka menertawakan Islam adalah sia-sia belaka.

Untuk Hana

Maafkan Ayah tak menandai kelahiranmu dulu dengan tulisan di blog ini sebagaimana yang Ayah lakukan untuk kakakmu. Ayah sungguh tak bermaksud membeda-bedakan kalian. Kondisi Ayah menjelang kelahiranmu memang sedang tak baik-baik saja. Banyak kesalahan yang Ayah lakukan yang membuat Ayah tak bisa menjalankan tugas Ayah dengan baik.
Namun begitu, kau perlu tahu hal ini: Ayah menitipkan doa dalam namamu. Ayah berharap kehadiranmu menjadi penanda perubahan baik paling tidak untuk keluarga kita, syukur-syukur untuk negeri kita, bahkan dunia ini.
Ayah bersyukur bahwa doa yang terpatri dalam namamu itu dikabulkan oleh-Nya. Kehidupan keluarga kita perlahan mulai membaik sejak kehadiranmu. Ayah menemukan beberapa petunjuk untuk memperbaiki diri. Satu persatu petunjuk itu datang sendiri pada Ayah.
Ayah yang sekarang menulis ini adalah pribadi yang sangat berbeda dengan Ayah yang sedang cemas menyambut kelahiranmu dulu. Insya Allah, Ayah akan mempertahankan semua ini.
Ayah menyanyangi kalian semua: Ibuk, Nan, Hana. Semoga Allah menjaga kalian dalam kebaikan.